Langsung ke konten utama

Ironi Pendidikan di Indonesia


Berbicara pendidikan di Indonesia selalu menjadi topik menarik untuk ditelusuri. Beberapa kali pendidikan Indonesia mengalami perubahan kurikulum. Perubahan tersebut tidak sepenuhnya buruk sebab mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. Tentu saja itu menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik dan siswa Indonesia untuk beradaptasi cepat dengan kurikulum yang berganti-ganti. Pemerintah berharap perubahan tersebut mampu membuat sisi pendidikan lebih terarah dan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi. Namun berdasarkan fakta lapangan, perubahan kurikulum tidak memberikan dampak yang begitu signifikan dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Adakah yang salah dalam sistem pendidikan kita?


Lalu, apa yang salah dari pendidikan di Indonesia?


Kurang meratanya kualitas tenaga pendidik di Indonesia

Seperti yang kita tahu bahwa siswa berkualitas tentu hasil didikan dari guru yang berkualitas pula. Peran guru sangat penting dalam mendidik dan mencerdaskan anak bangsa. Nah, kualitas tenaga pendidik sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah. Meski tak semua, nyatanya banyak ditemukan guru yang enggan repot untuk mengajar. Dampaknya anak-anak disibukkan dengan menghafal, mencatat ulang buku paket, dan membuat soal tanya jawab sendiri. Tentu hal tersebut kurang efektif melatih kemampuan bernalar dan berpikir kritis. Akhirnya, siswa hanya memiliki nilai bagus tapi tidak memahami materi yang dipelajarinya.


Sekolah yang tidak melaksanakan program pemerintah

Untuk memajukan pendidikan di Indonesia sangat diperlukan kerja sama yang baik dan banyak pihak terlibat. Kurangnya komunikasi dan kerja sama yang baik dalam lingkup pendidik menjadikan program yang dibuat oleh pemerintah tidak dijalankan. Output kurikulum 2013 siswa diminta untuk lebih aktif dalam berdiskusi, bertindak dan berinteraksi dalam kelas. Namun, output tersebut kurang diimplementasikan oleh guru. Mungkin hanya beberapa guru saja yang menjalankannya. Alasannya karena sarana prasarana sekolah kurang memadai seperti LCD Proyektor dan peralatan teknologi pendukung pembelajaran lainnya.


Memajukan pendidikan Indonesia adalah tugas kita semua, bukan hanya guru saja yang berperan. Untuk itu, sangat diperlukan kerjasama semua pihak baik dari lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan pemerintah sehingga diharapkan pendidikan mampu mencetak putra-putri bangsa yang mengharumkan Indonesia kelak.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maraknya Kasus Pelecehan Seksual Pada Anak

  Hilangnya Moral Kaum Lelaki Indonesia   Oleh: Dea Amalia Putri Melalui tulisan ini, saya ingin sedikit mengeluarkan keresahan saya sebagai seorang perempuan mengenai kurangnya moral masyarakat Indonesia tentang kasus yang akhir-akhir ini sedang hangat diperbincangkan dan membuat naik pitam seluruh masyarakat Indonesia utamanya kaum perempuan. Sungguh kaum laki-laki Indonesia krisis moral, meski tidak semua. Bagaimana tidak? Kasus tersebut mengenai kasus pelecahan atau kekerasan seksual pada perempuan. Perempuan sebagai tolak ukur majunya peradaban tidak sepantasnya mendapatkan perlakuan layaknya binatang. Dimana akal seorang lelaki ketika melakukan tindakan tak bermoral itu? Apalagi yang menjadi korban kebanyakan adalah anak-anak dibawah umur. Banyak pula kasus kekerasan seksual yang dilakukan di sekitar lingkungan anak-anak. Banyak berita disurat kabar menceritakan seorang Ayah yang sudah kewajibannya melindungi anak perempuannya malah dengan tega menggauli anak kandungny...

5 Culture Shock Mahasiswa Rantau di Jogja

Pikirku doi istimewa, setelah berkelana ada yang jauh lebih istimewa darinya, apa itu? Jogja Istimewa.   20 tahun hidup di satu pulau bagian timur Indonesia, tumbuh berkembang di lingkup masyarakat yang cukup individualis dan berwatak keras. Namun, setelah memasuki tahun ke dua menjadi mahasiswa rantau di kota Istimewa mampu mengubah wajah judes dan suara ketus menjadi lebih lembut dan sedikit beradab akhlaknya. Jogja erat akan budaya dan tata krama, pikirku pernyataan tersebut hanya cerita di televisi saja. Faktanya, Jogja adalah kota pusat warisan budaya, khususnya keraton, tamansari, prambanan dan masih banyak lagi warisan budaya lainnya. Warga Jogja sangat menjunjung tinggi adab dan tata krama.  5 Culture Shock Mahasiswa Rantau Indonesia Timur di Jogja 1. Kebiasaan menganggukan kepala Salah satu kebiasaan warga Jogja yang terkesan aneh bagi pendatang adalah kebiasaan menganggukkan kepala sambil tersenyum dan mengucap kata “monggo” saat berpapasan dengan orang lain. Ha...